KITAB HUKUM-HUKUM SHOLAT
KITAB HUKUM-HUKUM SHOLAT
Sholat secara bahasa adalah do’a. Dan secara syara’, sebagaimana yang di sampaikan oleh imam ar Rafi’i, adalah ucapan dan pekerjaan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
ﻭَﻫِﻲَ ﻟُﻐَﺔً ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻭَﺷَﺮْﻋًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻌِﻲُّ ﺃَﻗْﻮَﺍﻝٌ ﻭَﺃَﻓْﻌَﺎﻝٌ ﻣُﻔْﺘَﺘَﺤَﺔٌ ﺑِﺎﻟﺘَّﻜَﺒِﻴْﺮِ ﻣُﺨْﺘَﺘَﻤَﺔٌ ﺑِﺎﻟﺘَّﺴْﻠِﻴْﻢِ ﺑِﺸَﺮَﺍﺋِﻂَ ﻣَﺨْﺼُﻮْﺻَﺔٍ .
Sholat yang difardlukan ada lima. Dalam sebagian redaksi menggunkan bahasa “sholat-sholat yang difardlukan”.
( ﺍﻟﺼَّﻠَﺎُﺓ ﺍﻟْﻤَﻔْﺮُﻭْﺿَﺔُ ) ﻭَﻓِﻲْ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨُّﺴَﺦِ ﺍﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟْﻤَﻔْﺮُﻭْﺿَﺎﺕُ ( ﺧَﻤْﺲٌ )
Masing-masing dari sholat tersebut wajib di laksanakan sebab masuknya awal waktu dengan kewajiban yang diperluas (tidak harus segera dilakukan) hingga waktu yang tersisa hanya cukup digunakan untuk melakukannya, maka saat itu waktunya menjadi sempit (harus segera dilakukan).
ﻳَﺠِﺐُ ﻛُﻞٌّ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﺄَﻭَّﻝِ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ ﻭُﺟُﻮْﺑًﺎ ﻣُﻮَﺳَّﻌًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ ﻣَﺎ ﻳَﺴَﻌُﻬَﺎ ﻓَﻴَﻀِﻴْﻖُ ﺣِﻴْﻨَﺌِﺬٍ .
Sholat Dhuhur
Yaitu sholat Dhuhur. Imam an Nawawi berkata, “sholat ini disebut dengan Dhuhur karena sesungguhnya sholat ini nampak jelas di tengah hari.”
( ﺍﻟﻈُّﻬْﺮُ ) ﺃَﻱْ ﺻَﻠَﺎﺗُﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﺳُﻤِّﻴَﺖْ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟِﺄَﻧَّﻬَﺎ ﻇَﺎﻫِﺮَﺓٌ ﻭَﺳَﻂَ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ .
Awal masuknya waktu sholat Dhuhur adalah saat tergelincirnya, maksudnya bergesernya matahari dari tengah langit, tidak dilihat dari kenyataannya, namun pada apa yang nampak oleh kita.
( ﻭَﺃَﻭَّﻝُ ﻭَﻗْﺘِﻬَﺎ ﺯَﻭَﺍﻝُ ) ﺃَﻱْ ﻣَﻴْﻞُ ( ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ) ﻋَﻦْ ﻭَﺳَﻂِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻟَﺎ ﺑِﺎﻟﻨَّﻈَﺮِ ﻟِﻨَﻔْﺲِ ﺍﻟْﺄََﻣْﺮِ ﺑَﻞْ ﻟِﻤَﺎ ﻳَﻈْﻬَﺮُ ﻟَﻨَﺎ
Pergeseran tersebut bisa diketahui dengan bergesernya bayang-bayang ke arah timur setelah posisinya tepat di tengah-tengah, yaitu puncak posisi tingginya matahari.
ﻭَﻳُﻌْﺮَﻑُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻤَﻴْﻞُ ﺑِﺘَﺤَﻮُّﻝِ ﺍﻟﻈِّﻞِّ ﺇِﻟَﻰ ﺟِﻬَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺸْﺮِﻕِ ﺑَﻌْﺪَ ﺗَﻨَﺎﻫِﻲْ ﻗَﺼْﺮِﻩِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻫُﻮَ ﻏَﺎﻳَﺔُ ﺍﺭْﺗِﻔَﺎﻉِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ
Dan batas akhirnya waktu sholat Dhuhur adalah ketika bayang-bayang setiap benda seukuran dengan bendanya tanpa memasukkan bayang-bayang yang nampak saat zawal (gesernya matahari).
( ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ) ﺃَﻱْ ﻭَﻗْﺖِ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ( ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺎﺭَ ﻇِﻞُّ ﻛُﻞِّ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣِﺜْﻠَﻪُ ﺑَﻌْﺪَ ) ﺃَﻱْ ﻏَﻴْﺮَ ( ﻇِﻞِّ ﺍﻟﺰَّﻭَﺍﻝِ )
Dhil secara bahasa adalah penutup/ pelindung, engkau berkata, “aku berada di bawah dhilnya fulan” , maksdnya perlindungannya.
ﻭَﺍﻟﻈِّﻞُّ ﻟُﻐَﺔً ﺍﻟﺴَّﺘْﺮُ ﺗَﻘُﻮْﻝُ ﺃَﻧَﺎ ﻓِﻲْ ﻇِﻞِّ ﻓُﻠَﺎﻥٍ ﺃَﻱْ ﺳَﺘْﺮِﻩِ
Bayang-bayang bukan berarti tidak adanya sinar matahari sebagaimana yang di salah fahami, akan tetapi bayang-bayang adalah perkara wujud yang di ciptakan oleh Allah Swt untuk kemanfaatan badan dan selainnya.
ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﻈِّﻞُّ ﻋَﺪَﻡَ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺪْ ﻳُﺘَﻮَﻫَّﻢُ ﺑَﻞْ ﻫُﻮَ ﺃَﻣْﺮٌ ﻭُﺟُﻮْﺩِﻱٌّ ﻳَﺨْﻠُﻘُﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻟِﻨَﻔْﻊِ ﺍﻟْﺒَﺪَﻥِ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ .
Sholat Ashar
Dan Ashar, maksudnya sholat Ashar. Disebut dengan sholat Ashar, karena pelaksanaannya mendekatii waktu terbenamnya matahari.
( ﻭَﺍﻟْﻌَﺼْﺮُ ) ﺃَﻱْ ﺻَﻠَﺎﺗُﻪُ ﻭَﺳُﻤِّﻴَﺖْ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟُﻤَﻌَﺎﺻَﺮَﺗِﻬَﺎ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭْﺏِ
Permulaan waktunya adalah mulai dari bertambahnya bayangan dari ukuran bendanya.
( ﻭَﺃَﻭَّﻝِ ﻭَﻗْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟﺰِّﻳَﺎﺩَﺓُ ﻋَﻠَﻰ ﻇِﻞِّ ﺍﻟْﻤِﺜْﻞِ )
Sholat Ashar memiliki lima waktu. Salah satunya adalah waktu
fadlilah , yaitu mengerjakan sholat di awal waktu.
ﻭَﻟِﻠْﻌَﺼْﺮِ ﺧَﻤْﺴَﺔُ ﺃَﻭْﻗَﺎﺕٍ ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟْﻔَﻀِﻴْﻠَﺔِ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻌْﻠُﻬَﺎ ﺃَﻭَّﻝَ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ
Yang kedua adalah waktu ikhtiyar. Waktu ini diisyarahi oleh mushannif dengan ucapan beliau, akhir waktu Ashar di dalam waktu ikhtiyar adalah hingga ukura bayang-bayang dua kali lipat ukuran bendanya.
ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟْﺎِﺧْﺘِﻴَﺎﺭِ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺎِﺧْﺘِﻴَﺎﺭِ ﺇِﻟَﻰ ﻇِﻞِّ ﺍﻟْﻤِﺜْﻠَﻴْﻦِ )
Yang ketiga adalah waktu jawaz . Waktu ini diisyarahi oleh mushannif dengan ucapan beliau, dan di dalam waktu jawaz hingga terbenamnya matahari.
ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺯِ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﻟَﻪُ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺯِ ﺇِﻟَﻰ ﻏُﺮُﻭْﺏِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ )
Yang ke empat adalah waktu jawaz tanpa disertai hukum makruh. Yaitu sejak ukuran bayang-bayang dua kali lipat dari ukuran bendanya hingga waktu ishfirar (remang-remang).
ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﻭَﻗْﺖُ ﺟَﻮَﺍﺯٍ ﺑِﻠَﺎ ﻛَﺮَﺍﻫَﺔٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﻣَﺼِﻴْﺮِ ﺍﻟﻈِّﻞِّ ﻣِﺜْﻠَﻴْﻦِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺎِﺻْﻔِﺮَﺍﺭِ
Yang ke lima adala waktu tahrim
(haram). Yaitu meng-akhirkan pelaksanaan sholat hingga waktu yang tersisa tidak cukup untuk melaksanakan sholat.
ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﻣِﺲُ ﻭَﻗْﺖُ ﺗَﺤْﺮِﻳْﻢٍ ﻭَﻫُﻮَ ﺗَﺄْﺧِﻴْﺮُﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﺴَﻌُﻬَﺎ
Sholat Maghrib
Dan Maghrib, maksudnya sholat Maghrib. Disebut dengan sholat Maghrib karena dikerjakan saat waktu terbenamnya matahari.
( ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏُ ) ﺃَﻱْ ﺻَﻠَﺎﺗُﻬَﺎ ﻭَﺳُﻤِّﻴَﺖْ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟِﻔَﻌْﻠِﻬَﺎ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭْﺏِ
Waktu sholat Maghrib hanya satu. Yaitu terbenamnya matahari, maksudnya seluruh bulatan matahari dan tidak masalah walaupun setelah itu masih terlihat sorotnya, dan kira-kira waktu yang cukup bagi seseorang untuk melakukan adzan, wudlu’ atau tayammum, menutup aurat, iqomah sholat dan sholat lima rokaat.
( ﻭَﻭَﻗْﺘُﻬَﺎ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻭَﻫُﻮَ ﻏُﺮُﻭْﺏُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ) ﺃَﻱْ ﺑِﺠَﻤَﻴْﻊِ ﻗَﺮْﺻِﻬَﺎ ﻭَﻟَﺎﻳَﻀُﺮُّ ﺑَﻘَﺎﺀُ ﺷُﻌَﺎﻉٍ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ( ﻭَﺑِﻤِﻘْﺪَﺍﺭِ ﻣَﺎ ﻳُﺆَﺫِّﻥُ ) ﺍﻟﺸَّﺨْﺺُ ( ﻭَﻳَﺘَﻮَﺿَﺄُ ) ﺃَﻭْ ﻳَﺘَﻴَﻤَّﻢُ ( ﻭَﻳَﺴْﺘُﺮُ ﺍﻟْﻌَﻮْﺭَﺓُ ﻭَﻳُﻘِﻴْﻢُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻭَﻳُﺼَﻠِّﻲْ ﺧَﻤْﺲَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ )
Perkataan mushannif “ ﻭَﺑِﻤِﻘْﺪَﺍﺭِ ﺇِﻟَﺦْ ” terbuang dari sebagian redaksi
matan.
ﻭَﻗَﻮْﻟُﻪُ ﻭَﺑِﻤِﻘْﺪَﺍﺭِ ﺇِﻟَﺦْ ﺳَﺎﻗِﻂٌ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺾِ ﻧُﺴَﺦِ ﺍﻟْﻤَﺘْﻦِ
Ketika kadar waktu di atas sudah habis, maka waktu maghrib sudah keluar. Ini adalah pendapat Qaul Jadid.
ﻓَﺈِﻥِ ﺍﻧْﻘَﻀَﻰ ﺍﻟْﻤِﻘْﺪَﺍﺭُ ﺍﻟْﻤَﺬْﻛُﻮْﺭُ ﺧَﺮَﺝَ ﻭَﻗْﺘُﻬَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝُ ﺍﻟْﺠَﺪِﻳْﺪُ
Sedangkan Qaul Qadim, dan diunggulkan oleh imam an Nawawi, adalah sesungguhnya waktu sholat Maghrib memanjang hingga terbenamnya mega merah.
ﻭَﺍﻟْﻘَﺪِﻳْﻢُ ﻭَﺭَﺟَّﺤَﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﺃَﻥَّ ﻭَﻗْﺘَﻬَﺎ ﻳَﻤْﺘَﺪُّ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻐِﻴْﺐِ ﺍﻟﺸَّﻔَﻖِ ﺍﻟْﺄَﺣْﻤَﺮِ .
Sholat Isya’
Dan sholat Isya’. Isya’ dengan terbaca kasroh huruf ‘ainnya adalah nama bagi permulaan petang. Sholat ini disebut dengan nama tersebut karena dikerjakan pada awal petang.
( ﻭَﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀُ ) ﺑِﻜَﺴْﺮِ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦِ ﻣَﻤْﺪُﻭْﺩًﺍ ﺍﺳْﻢٌ ﻟِﺄَﻭَّﻝِ ﺍﻟﻈُّﻠَﺎﻡِ ﻭَﺳُﻤِّﻴَﺖِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟِﻔِﻌْﻠِﻬَﺎ ﻓِﻴْﻪِ
Permulaan waktu Isya’ adalah ketika terbenamnya mega merah.
( ﻭَﺃَﻭَّﻝُ ﻭَﻗْﺘِﻬَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﺍﻟﺸَّﻔَﻖُ ﺍﻟْﺄَﺣْﻤَﺮُ )
Adapun negara yang tidak terbenam mega merahnya, maka waktu Isya’ bagi penduduknya adalah ketika setelah ternggelamnya matahari, sudah melewati masa tenggelamnya megah merah negara yang terdekat pada mereka.
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻟَﺎﻳَﻐِﻴْﺐُ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﻔَﻖُ ﻓَﻮَﻗْﺖُ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻓِﻲْ ﺣَﻖِّ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﺃَﻥْ ﻳَﻤْﻀِﻲَ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭْﺏِ ﺯَﻣَﻦٌ ﻳَﻐِﻴْﺐُ ﻓِﻴْﻪِ ﺷَﻔَﻖُ ﺃَﻗْﺮَﺏِ ﺍﻟْﺒِﻠَﺎﺩِ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ
Sholat Isya’ memiliki dua waktu. Salah satunya adalah waktu
Ikhtiyar , dan di isyarahkan oleh mushannif dengan ucapan beliau, “akhir waktu ikhtiyar sholat Isya’ adalah memanjang hingga seperti malam yang pertama.
ﻭَﻟَﻬَﺎ ﻭَﻗْﺘَﺎﻥِ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺍﺧْﺘِﻴَﺎﺭٌ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ) ﻳَﻤْﺘَﺪُّ ( ﻓِﻲْ ﺍﻟْﺎِﺧْﺘِﻴَﺎﺭِ ﺇِﻟَﻰ ﺛُﻠُﺚِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ )
Yang kedua adalah waktu jawaz . Dan mushannif memberi isyarah tentang waktu ini dengan ucapan beliau, “dan di dalam waktu jawaz hingga terbitnya fajar kedua, maksudnya fajar Shodiq, yaitu fajar yang menyebar dan membentang sinarnya di angkasa.
ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ﺟَﻮَﺍﺯٌ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﻟَﻪُ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺯِ ﺇِﻟَﻰ ﻃُﻠُﻮْﻉِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ) ﺃَﻱِ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕِ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤُﻨْﺘَﺸِﺮُ ﺿَﻮْﺅُﻩُ ﻣُﻌْﺘَﺮِﺿًﺎ ﺑِﺎﻟْﺄُﻓُﻖِ
Adapun fajar Kadzib , maka terbitnya / muncul sebelum fajar Shodiq, tidak membentang akan tetapi memanjang naik ke atas langit, kemudian hilang dan di ikuti oleh kegelapan malam. Dan tidak ada hukum yang terkait dengan fajar ini.
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮُ ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺏُ ﻓَﻴَﻄَّﻠِﻊُ ﻗَﺒْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﻟَﺎ ﻣُﻌْﺘَﺮِﺿًﺎ ﺑَﻞْ ﻣُﺴْﺘَﻄِﻴْﻠًﺎ ﺫَﺍﻫِﺒًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺛُﻢَّ ﻳَﺰُﻭْﻝُ ﻭَﺗَﻌْﻘِﺒُﻪُ ﻇُﻠْﻤَﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺘَﻌَﻠَّﻖُ ﺑِﻪِ ﺣُﻜْﻢٌ
Asy Syekh Abu Hamid menjelaskan bahwa sesungguhnya sholat Isya’ memiliki waktu
Karahah , yaitu waktu di antara dua fajar.
ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﺃَﺑُﻮْ ﺣَﺎﻣِﺪٍ ﺃَﻥَّ ﻟِﻠْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻭَﻗْﺖَ ﻛَﺮَﺍﻫَﺔٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮَﻳْﻦِ
Sholat Subuh
Dan Subuh, maksudnya sholat Subuh. Secara bahasa, Subuh memiliki arti permulaan siang (pagi). Disebut demikian karena dikerjakan di permulaan siang (pagi).
( ﻭَﺍﻟﺼُّﺒْﺢُ ) ﺃَﻱْ ﺻَﻠَﺎﺗُﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻟُﻐَﺔً ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﺳُﻤِّﻴَﺖِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻟِﻔِﻌْﻠِﻬَﺎ ﻓِﻲْ ﺃَﻭَّﻟِﻪِ
Seperti halnya sholat Ashar, sholat Subuh juga memiliki lima waktu. Salah satunya adalah waktu fadlilah . Yaitu awal waktu.
ﻭَﻟَﻬَﺎ ﻛَﺎﻟْﻌَﺼْﺮِ ﺧَﻤْﺴَﺔُ ﺃَﻭْﻗَﺎﺕٍ ﺃَﺣَﺪُﻫَﺎ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟْﻔَﻀِﻴْﻠَﺔُ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖُ
Yang kedua adalah waktu ikhtiyar. Mushannif menjelaskannya di dalam ucapan beliau, “awal waktu sholat Subuh adalah mulai terbitnya fajar kedua, dan akhirnya di dalam waktu ikhtiyar adalah hingga isfar , yaitu waktu yang sudah terang.
ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﺧْﺘِﻴَﺎﺭٍ ﻭَﺫَﻛَﺮَﻩُ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﻓِﻲْ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﺃَﻭَّﻝُ ﻭَﻗْﺘِﻬَﺎ ﻃُﻠُﻮْﻉُ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲْ ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺎِﺧْﺘِﻴَﺎﺭِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺈِﺳْﻔَﺎﺭِ ) ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﺈِﺿَﺎﺀَﺓُ
Yang ketiga adalah waktu jawaz . Dan mushannif mengisarahkannya dengan ucapan beliau, “dan di dalam waktu jawaz , maksudnya disertai dengan hukum makruh adalah hingga terbitnya matahari.
ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﻭَﻗْﺖُ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺯِ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﻟَﻪُ ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ( ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺯِ ) ﺃَﻱْ ﺑِﻜَﺮَﺍﻫَﺔٍ ( ﺇِﻟَﻰ ﻃُﻠُﻮْﻉِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ )
Dan yang ke empat adalah waktu jawaz tanpa disertai hukum makruh adalah sampai terbitnya mega merah.
ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﺟَﻮَﺍﺯٌ ﺑِﻠَﺎ ﻛَﺮَﺍﻫَﺔٍ ﺇِﻟَﻰ ﻃُﻠُﻮْﻉِ ﺍﻟْﺤُﻤْﺮَﺓِ
Dan yang ke lima adalah waktu tahrim (haram), yaitu mengakhirkan pelaksanaan sholat hingga waktu yang tersisa tidak cukup untuk melaksanakan sholat.
ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﻣِﺲُ ﻭَﻗْﺖُ ﺗَﺤْﺮِﻳْﻢٍ ﻭَﻫُﻮَ ﺗَﺄْﺧِﻴْﺮُﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻮَﻗْﺖِ ﻣَﺎﻟَﺎﻳَﺴَﻌُﻬَﺎ .
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Komentar
Posting Komentar